PENGARUH PELATIHAN, ROTASI KERJA DAN
PROMOSI JABATAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT .
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Sarjana (S1) pada program Sarjana
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE SEMARANG)
Disusun Oleh
....................................
..............................
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
(STIE SEMARANG)
2018
A. Latar
Belakang Masalah
Semua tindakan yang diambil dalam setiap
kegiatan diprakarsai dan ditentukan oleh manusia yang menjadi anggota
perusahaan. Perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang potensial baik
pemimpin maupun karyawan pada pola tugas dan pengawasan yang merupakan penentu
tercapainya tujuan perusahaan. Manusia berperan aktif dan dominan dalam setiap
kegiatan organisasi karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu
terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan
meskipun alat – alat yang dimiliki perusahaan begitu canggihnya tanpa peran
aktif dari karyawan itu sendiri, Malayu (2002:10).
Peningkatan kinerja karyawan akan membawa
kemajuan bagi perusahaan untuk dapat bertahan dalam suatu persaingan lingkungan
bisnis yang tidak stabil. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan
merupakan tantangan manajemen yang paling serius, karena keberhasilan untuk
mencapai tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kualitas
kinerja sumber daya manusia yang ada di dalamnya.
Kinerja karyawan yang tinggi sangat diharapkan
oleh perusahaan tersebut. Semakin banyak karyawan yang mempunyai kinerja yang
tinggi, maka produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat. Sehingga
perusahaan akan dapat bertahan dalam persaingan global (Mangkunegara, 2000:68).
Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang efektif, sesuai dengan kebutuhan
manajemen SDM membutuhkan pengetahuan yang luas menyangkut jiwa, sosiologi,
ekonomi dan administrasi dan untuk menciptakan tenaga karyawan yang produktif,
maka perusahaan menyelenggarakan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan
pengabdian, keahlian, kemampuan dan ketrampilan karyawan.
Pelatihan merupakan proses mengajarkan
pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil
dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik sesuai dengan standart. Adapun
keyakinan ditunjukan untuk tiga aspek diantaranya pengetahuan, ketrampilan dan
sikap (Mangkuprawira,2002:135). Senada dengan itu Simamora (2004:273) juga
mengemukakan bahwa pelatihan merupakan proses pembelajaran yang melibatkan
perolehan keahlian, konsep, peraturan atau sikap untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan teknik
pelaksanaan pekerjaan tertentu, terperinci dan rutin serta menyiapkan para karyawan
untuk pelaksanaan pekerjaan- pekerjaan sekarang (Handoko,1998:104).
Pelaksanaan pelatihan dimaksudkan untuk
mendapatkan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan ketrampilan yang baik,
kemampuan dan sikap yang baik untuk mengisi jabatan pekerjaan yang tersedia
dengan produktivitas kerja yang tinggi dan mampu menghasilkan hasil kerja yang
baik (Siagian,1998:175).
Pelatihan akan memberikan kesempatan bagi
karyawan untuk mengembangkan keahlian dan kemampuan baru dalam bekerja, agar
apa yang diketahui
dan dikuasai dapat membantu karyawan untuk mengerti apa yang seharusnya
dilakukan, memberikan kesempatan untuk dapat memberkan keahlian dan
pengetahuan. Sedangkan motivasi akan memperkuat komitmen karyawan terhadap
perusahaan. (Simamora, 2004:128).
Beberapa faktor yang
mempengaruhi kinerja organisasi diantaranya rotasi kerja. Bambang (2002:178)
memberikan definisi pada rotasi kerja yaitu suatu mutasi personal yang
dilakukan secara horizontal tanpa menimbulkan perubahan dalam hal gaji ataupun
pangkat dengan tujuan untuk menambah pengetahuan seseorang tenaga kerja dan
menghindarkan terjadinya kejenuhan. dalam metode job rotation pada karyawan yang mengalami perpindahan secara rutin
dalam suatu pekerjaan ke pekerjaan lain untuk memperoleh pengetahuan organisasi
atau perusahaan secara menyeluruh. sedangkan Handoko (2000:41) memberikan
pengertian yaitu rotasi jabatan memindahkan para karyaan dari suatu pekerjaan
ke pekerjaan lain. pekerjaan – pekerjaan
itu secara nyata tidak berubah, hanya para karyaan yang berputar dengan
tujuan untuk mengatasi sifat monoton dari pekerjaan yang sangat terspesialisasi
melalui pemberian kesempatan untuk menggunakan berbagai ketrampilan.
Pengembangan SDM dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah-satunya adalah dengan melalui promosi
jabatan. Dengan adanya target promosi, karyawan akan merasa dihargai,
diperhatikan, dibutuhkan dan diakui kemampuan kerjanya oleh atasan sehingga
mereka akan menghasilkan keluaran (output) yang tinggi. Promosi jabatan
dilaksanakan untuk mengoptimalkan sumber daya manusia yang dimiliki organisasi,
selain itu promosi jabatan bertujuan untuk meregenerasi sumber daya manusia
dalam organisasi demi kelangsungan organisasi tersebut. Penilaian prestasi
kerja terhadap karyawan merupakan tolak ukur utama dalam pengembangan SDM.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh
Pelatihan, Rotasi Kerja Dan Promosi Jabatan Terhadap Kinerja Karyawan PT Apac
Inti Corpora Departemen Spinning IV Bawen”.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1.
Apakah
ada pengaruh pelatihan terhadap
kinerja karyawan
PT Apac Inti Corpora Departemen
Spinning IV Bawen?
2.
Apakah
ada pengaruh rotasi kerja
terhadap kinerja karyawan PT Apac Inti
Corpora Departemen Spinning IV Bawen?
3.
Apakah
ada pengaruh promosi jabatan terhadap
kinerja karyawan
PT Apac Inti Corpora Departemen
Spinning IV Bawen?
4.
Apakah
ada pengaruh pelatihan, rotasi kerja dan promosi jabatan secara simultan terhadap kinerja karyawan PT Apac Inti Corpora Departemen Spinning IV
Bawen?
BACA JUGA : CARA MEMBUAT TUGAS MAKALAH ATLETIK JALAN CEPAT PJOK
BACA JUGA : CARA MEMBUAT TUGAS MAKALAH ATLETIK JALAN CEPAT PJOK
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan
Penelitian
a.
Untuk
mengetahui pengaruh pelatihan terhadap
kinerja karyawan
PT Apac Inti Corpora Departemen
Spinning IV Bawen.
b.
Untuk
mengetahui pengaruh rotasi kerja
terhadap kinerja karyawan PT Apac Inti
Corpora Departemen Spinning IV Bawen
c.
Untuk
mengetahui pengaruh promosi jabatan
terhadap kinerja karyawan PT Apac Inti
Corpora Departemen Spinning IV Bawen.
d.
Untuk
mengetahui pengaruh pelatihan, rotasi kerja dan promosi jabatan secara simultan terhadap kinerja karyawan PT Apac Inti Corpora Departemen Spinning IV
Bawen.
2.
Manfaat
Penelitian
a.
Bagi
peneliti
Sebagai ajang latihan untuk melatih daya
nalar dan mengasah intelektualitas peneliti. Serta sebagai sarana menerapkan
ilmu pengetahuan yang diterima di bangku kuliah.
b.
Bagi PT Apac Inti Corpora Departemen Spinning IV
Bawen
Sebagai masukan PT Apac Inti Corpora Departemen Spinning IV
Bawen dalam mengambil keputusan dalam bidang sumber daya
manusia.
c.
Bagi STIE Semarang
Sebagai tambahan khazanah keilmuan yang
utamanya di bidang Sumber Daya Manusia dan sebagai
referensi
bagi penelitian selanjutnya.
D.
Landasan Teori dan Penelitian
Terdahulu
1. Landasan Teori
a.
Manajemen
Sumber Daya Manusia
Manajemen
sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada
ruang lingkup karyawan, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang
aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Bagian atau unit yang biasanya menangani SDM adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department. Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang mempengaruhi secara langsung sumber daya manusianya. Menurut Hasibuan (2006) MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Adapun fungsi manajemen adalah mencakup :
Bagian atau unit yang biasanya menangani SDM adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department. Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang mempengaruhi secara langsung sumber daya manusianya. Menurut Hasibuan (2006) MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Adapun fungsi manajemen adalah mencakup :
1)
Perencanaan
Perencanaan adalah usaha sadar dalam pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dilakukan sebelumnya.
Perencanaan adalah usaha sadar dalam pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dilakukan sebelumnya.
2)
Rekrutmen
Rekrutmen (Recruitment) adalah proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi yang lowong. Perekrutan yang efektif akan membawa peluang pekerjaan kepada perhatian dari orang-orang yang berkemampuan dan keterampilannya memenuhi spesifikasi pekerjaan.
Rekrutmen (Recruitment) adalah proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi yang lowong. Perekrutan yang efektif akan membawa peluang pekerjaan kepada perhatian dari orang-orang yang berkemampuan dan keterampilannya memenuhi spesifikasi pekerjaan.
3)
Seleksi
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup / cv / curriculum vitae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja / interview dan proses seleksi lainnya.
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup / cv / curriculum vitae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja / interview dan proses seleksi lainnya.
4)
Orientasi, Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan
(training) merupakan proses
pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep,
peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja.
5)
Evalauasi Kinerja
Evaluasi
sama pentingnya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya, yaitu perencanaan,
pengorganisasian atau pelaksanaan, pemantauan (monitoring) dan pengendalian.
Terkadang fungsi monitoring dan fungsi evaluasi, sulit untuk dipisahkan. Sebagai
bagian dari fungsi manajemen, fungsi evaluasi tidaklah berdiri sendiri. Fungsi-fungsi
seperti fungsi pemantauan dan pelaporan sangat erat hubungannya dengan fungsi
evaluasi.
6)
Kompensasi
Pemberian balas jasa
langsung dan tidak langsung berbentuk uang atau barang kepada karyawan
sebagai imbal jasa (output) yang diberikannya kepada perusahaan. Prinsip Kompensasi adalah
adil dan layak sesuai prestasi dan tanggung jawab.
7)
Pengintegrasian
Kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang serasi da saling menguntungkan
Kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang serasi da saling menguntungkan
8)
Pemeliharaan
Kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar tercipta kerjasama yang panjang.
Kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar tercipta kerjasama yang panjang.
9)
Pemberhentian
Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antar pekerja dan pengusaha.
Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antar pekerja dan pengusaha.
b.
Pelatihan
Pelatihan merupakan proses mengajarkan
pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil
dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik sesuai dengan
standart. Adapun pelatihan ditujuan untuk tiga aspek yaitu pengetahuan,
ketrampilan dan sikap. (Mangkuprawira, 2002:135). Senada dengan hal tersebut
Simamora (2004:273) juga mengemukakan bahwa pelatihan merupakan proses
pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan atau sikap
untuk meningkatkan kinerja karyawan. Pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki
penguasaan berbagai ketrampilan teknik pelaksanaan pekerjaan tertentu,
terperinci, rutin serta menyiapkan para karyawan untuk melaksanakan pekerjaan –
pekerjaan sekarang. (Handoko, 1998:104).
Pelatihan dimaksudkan untuk
mendapatkan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan, ketrampilan yang baik,
kemampuan dan sikap yang baik, untuk mengisi jabatan pekerjaan yang tersedia
dengan produktivitas kerja yang tinggi dan mampu menghasilkan hasil kerja yang
baik. (Siagian, 1998:175).
BACA JUGA : Cara sms copy / sadap sms sang pacar
BACA JUGA : Cara sms copy / sadap sms sang pacar
Menurut Simamora (2004:276) pada
dasarnya pelatihan dikelompokan dalam 7 bidang :
1)
Memperbaiki
kinerja
Karyawan yang
bekerja secara tidak memuaskan karena ketrampilan merupakan calon utama
pelatihan. Kendapipun pelatihan tidak apat memecahkan masalah kinerja yang efektif,
pelatihan dan pengembangan yang sehat sering berfaedah dalam meminimalkan
masalah ini.
2)
Memutakhirkan
keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi
Melalui pelatihan,
pelatih meJANJmastikan
bahwa karyawan mengaplikasikan teknologi baru secara efektif. Para manager di
semua bidang haruslah secara konstan mengetahui kemajuan teknologi yang membuat
organisasi mereka berfungsi secara lebih efektif.
3)
Mengurangi
waktu pembelanjaan bagi karyawan baru gara semakin kompeten dalam pekerjaan
Seorang karyawan
baru acapkali tidak mempunyai ketrampilan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk
menjadi “job competent” yaitu mampu
menjadi output dan standart mutu yang diharapkan.
4)
Membantu
memecahkan masalah operasional.
Serangkaian
pelatihan dalam berbagai bidang yang diberikan oleh perusahaan maupun konsultan
luar membantu karyawan memecahkan masalah organisasional dan menuntaskan
pekerjaan mereka secara efektif.
5)
Mempersiapkan
karyawan untuk promosi
Pelatihan
memberdayakan karyawan untuk menguasai keahlian yang dibutuhkan pekerjaan
berikutnya dijenjang atas organisasi dan memudahkan transisi pekerjaan karyawan
saat ini ke pekerjaan / posisi yang melibatkan tanggung jawab yang lebih besar.
6)
Mengorientasi
karyawan terhadap organisasi
Selama beberapa
hari pertama di pekerjaan, karyawan baru membentuk kesan pertama mereka
terhadap organisasi dan tim manajemen. Kesan ini dapat menyenangkan sampai
tidak menyenangkan dan dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan keseluruhan
produktivitas karyawan.
7)
Memenuhi
kebutuhan pertumbuhan pribadi
Tujuan utama dari
pelatihan adalah agar pengawasan lebih sedikit. Bilamana bawahan mendapatkan
pendidikan khusus dalam melaksanakan tugasnya, maka lebih sedikit kemungkinan
ia membuat kesalahan.
c. Rotasi
Kerja
Wahyudi (2002:178) memberikan definisi yaitu “suatu job
rotation atau perputaran jabatan merupakan suatu mutasi personal yang
dilakukan secara horizontal tanpa menimbulkan perubahan dalam hal gaji ataupun
pangkat/golongan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan seseorang tenaga
kerja dan menghindarkan terjadinya kejenuhan. Dalam metode job rotation para karyawan yang mengalami perpindahan
secara rutin dalam suatu pekerjaan kepekerjaan lain untuk memperoleh
pengetahuan organisasi atau perusahaan secara menyelurh”. Handoko (2000:41) memberikan pengertian “rotasi jabatan
yaitu memindahkan para karyawan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain.
Pekerjaan-pekerjaan itu secara nyata tidak berubah, hanya para karyawan yang
berputar dengan tujuan untuk mengatasi sifat monoton dari pekerjaan yang sangat
terspesialisasi melalui pemberian kesempatan untuk menggunakan berbagai
keterampilan”.
Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa rotasi
jabatan merupakan suatu proses perpindahan karyawan dari suatu pekerjaan ke
pekerjaan lainnya secara horizontal tanpa menimbulkan perubahan dalam hal gaji
ataupun pangkat/golongan dengan tujuan untuk meningkatkan, pengetahuan,
pengalaman, wawasan, keahlian karyawan dan untuk mengatasi kejenuhan. Wahyudi (2002:181) mengemukakan beberapa keuntungan yang dapat diambil
dari rotasi jabatan yaitu antara lain :
BACA JUGA : Percayakah Anda, ada Rahasia Di Balik Perkataan Anda!
BACA JUGA : Percayakah Anda, ada Rahasia Di Balik Perkataan Anda!
a.
Memberikan latar belakang umun tentang organisasi, dan karenanya
memberikan sudut pandang yang bersifat organisasional.
b.
Mendorong kerjasama antar departemen/unit kerja karena para manajer
telah melihat bayak segi persoalan yang dihadapi organisasi.
c.
Memperkenalkan sudut pandang yang segar secara periodik kepada
berbagai unit kerja.
d.
Mendorong keluwesan organisasi melalui penciptaan Sumber Daya Manusia.
e.
Mampu melaksanakan penilaian prestasi secara komperatif dengan lebih
objektif
f.
Memperoleh keunggulan dari on the job training dalam situasi.
Sedangkan
tujuan dari rotasi jabatan adalah untuk menambah pengetahuan, pengalaman,
meningkatkan keterampilan, dan mengatasi kejenuhan, karena mungkin terlalu lama
dalam suatu pekerjaan yang ditugaskan kepada para karyawan. Ada dua cara rotasi yang
dilakukan di dalam organisasi yaitu
:
a. Cara tidak ilmiah
Rotasi dengan cara tidak ilmiah
dilakukan dengan :
a)
Tidak didasarkan kepada norma/standar criteria tertentu
b)
Berorientasi semata-mata pada masa kerja dan ijazah, bukan pada
prestasi atau faktor-faktor riil
c)
Berorientasi kepada banyaknya anggaran yang tersedia bukan atas
kebutuhan riil karyawan
d)
Berdasarkan spoil system (sisitem kekeluargaan)
b.
Cara ilmiah
Rotasi dengan cara ilmiah
didasarkan atas metode ilmiah sebagai berikut:
1)
Berdasarkan Norma atau standar criteria tertentu, seperti analisis pekerjaan
2)
Berorientasi kepada kebutuhan yang riil/nyata
3)
Berorientasi pada formasi riil kekaryawanan
4)
Berorientasi pada tujuan yang beraneka ragam
5)
Berdasarkan objetifitas yang dapat dipertanggung jawabkan
d. Promosi
Jabatan
Promosi jabatan
adalah hal yang menjadi impian setiap karyawan. Menurut
Siagian (2009:169),
Promosi jabatan adalah
pemindahan karyawan/karyawan, dari satu jabatan/tempat
kepada jabatan/tempat lain yang lebih tinggi serta diikuti oleh tugas, tanggung
jawab, dan wewenang yang lebih tinggi dari jabatan yang diduduki sebelumnya. Dan pada umumnya
promosi yang diikuti
dengan peningkatan income serta fasilitas yang lain. Penghargaan atas hasil
kinerja biasanya dinyatakan dalam bentuk promosi jabatan. Seorang karyawan
memandang promosi sebagai sesuatu yang paling menarik dibandingkan dengan
kompensasi lain hal ini disebabkan karena promosi bersifat permanen dan berlaku
untuk jangka waktu yang lama. Istilah promosi jabatan berarti kemajuan, dimana
sebuah promosi dapat terjadi ketika seorang karyawan dinaikkan jabatannya dari
posisi yang rendah ke posisi yang lebih tinggi. Kenaikan gaji dan tanggung
jawab biasanya turut menyertai promosi jabatan.
Menurut
Henry Simamora (1999:587) manfaat dari promosi jabatan adalah sebagai berikut:
a.
Promosi jabatan memungkinkan
perusahaan untuk
mendayagunakan keahlian dan kemampuan karyawan setinggi mungkin.
b.
Promosi jabatan seringkali diberikan
mengimbali karyawan
yang berkinerja sangat baik. Karyawan yang dihargai promosi
jabatan akan termotivasi untuk memberikan kinerja yang lebih tinggi lagi jika
mereka merasa bahwa kinerja yang efektif menyebabkan promosi jabatan.
c.
Riset memperlihatkan bahwa kesempatan
untuk promosi jabatan dan tingkat kepuasan kerja yang sangat tinggi berkorelasi
secara signifikan. Sistem promosi jabatan karyawan yang efektif dapat
menyebabkan efisiensi organisasional yang lebih besar dan tingkat moral kerja
karyawan yang tinggi.
Menurut
Mangkuprawira (2004:196), promosi jabatan memiliki manfaat baik bagi perusahaan
maupun karyawan, antara lain :
a.
Promosi dapat memungkinkan perusahaan memanfaatkan kemampuan karyawan
untuk memperluas usahanya.
b.
Promosi dapat mendorong tercapainya kinerja karyawan yang baik. Karyawan umumnya berupaya melakukan pekerjaan
sebaikmungkin jika mereka percaya bahwa kinerja tinggi mengarah pada adanya
promosi.
c.
Terdapat korelasi signifikan antara kesempatan untuk kenaikan pangkat
dan tingkat kepuasan kerja.
Menurut Hasibuan
(2003), dasar-dasar promosi jabatan dibagi menjadi tiga :
a.
Pengalaman (senioritas) dimana promosi ini didasarkan kepada masa kerja
dan pengalaman yang dimiliki oleh karyawan.
Biasanya karyawan yang memiliki masa kerja yang cukup lama akan memiliki
pengalaman yang lebih banyak.
b.
Kecakapan dalam hal ini karyawan yang memiliki kecakapan mendapat
prioritas untuk dipromosikan kepada jabatan yang lebih tinggi. Kecakapan yang dimaksud, adalah kecakapan
dalam hal pelaksanaan prosedur kerja yang praktis, teknik-teknik khusus dan
disiplin ilmu pengetahuan; kecakapan dalam menyatukan dan menyelaraskan
elemen-elemen yang terkait dalam penyusunan kebijakan manajemen dan
kecakapan dalam memberikan motivasi
secara langsung.
c.
Kombinasi pengalaman dan kecakapan.
Promosi ini didasarkan kepada lamanya dinas, ijazah pendidikan formal
yang dimiliki dan hasil ujian kenaikan golongan.
Menurut
Siagian (2009:88),
syarat-syarat promosi adalah sebagai berikut:
a.
Pengalaman
Dengan
pengalaman yang lebih banyak diharapkan kemampuan yang lebih tinggi, ide-ide
yang lebih banyak dan sebagainya.
b.
Tingkat pendidikan
Ada
juga perusahaan yang mensyaratkan minimal pendidikan untuk dapat dipromosikan
pada jabatan tertentu. Alasannya adalah bahwa dengan pendidikan yang lebih
tinggi diharapkan pemikiran yang lebih baik.
c.
Loyalitas
Dengan
loyalitas yang tinggi dapat diharapkan antara lain tanggung jawab yang lebih
besar.
d.
Kejujuran
Untuk
promosi jabatan-jabatan tertentu mungkin masalah kejujuran merupakan syarat
yang penting. Misalnya untuk jabatan kasir pada umumnya syarat kejujuran
merupakan syarat utama yang harus diperhatikan.
e.
Tanggung jawab
Kadang-kadang
sering kali suatu perusahaan diperlukan suatu tanggung jawab yang cukup besar,
sehingga masalah tanggung jawab merupakan syarat utama untuk promosi jabatan.
f.
Kepandaian bergaul
Misalnya
jabatan untuk salesman adalah sangat penting untuk menetapkan kepandaian
bergaul sebagai suatu syarat promosi jabatan.
g.
Prestasi kerja
Pada
umumnya setiap perusahaan selalu mencantumkan syarat untuk prestasi kinerjanya.
h.
Inisiatif dan kreatif
Untuk syarat promosi jabatan terhadap jabatan
tertentu, mungkin syarat tingkat inisiatif dan kreatif merupakan syarat yang
harus diperhatikan. Hal ini disebabkan karena untuk jabatan tersebut sangat
diperlukan inisiatif dan kreatif
e. Kinerja
Karyawan
Kinerja berasal dari
kata job performance (prestasi
kerja). Menurut Mangkunegara (2000:67) definisi dari kinerja adalah hasil kerja
secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja mencakup kualitas kerja, luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan
ketrampilan, kesediaan untuk bekerja sama, semangat dalam melaksanakan tugas -
tugas baru, kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan
penyelesaian kerja. Senada dengan itu, Hasibuan (2006:34) mengemukakan bahwa
prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas – tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Oleh karena itu jika tanpa tujuan dan target
yang yang ditetapkan dalam pengukuran, maka kinerja seseorang atau kinerja organisasi tidak mungkin dapat
diketahui bila tidak ada tolok ukur keberhasilannya. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja adalah
a.
Efektifitas
dan efisiensi
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita
boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat
yang tidak dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai
sehingga mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efesien.
Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka kegiatan
tersebut efesien
b.
Otoritas
(wewenang)
Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi
atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota
organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai
dengan kontribusinya. Perintah tersebut mengatakan apa yang boleh dilakukan dan
yang tidak boleh dalam organisasi tersebut.
c.
Disiplin
Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang
berlaku. Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan
dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja.
d.
Inisiatif
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan
kreatifitas dalam membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan
dengan tujuan organisasi.
Menurut
Malthis (2006:378) faktor kinerja karyawan yang umum untuk kebanyakan pekerjaan
meliputi elemen sebagai berikut :
1) Kuantitas dari hasil
2) Kualitas dari hasil
3) Ketepatan waktu ari hasil
4) Kehadiran
5) Kemampuan bekerja sama
Menurut Mangkunegara
(2006) tujuan dan kegunaan penilaian kinerja karyawan adalah sebagai berikut :
1)
Sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan yang digunakan untuk prestasi, pemberhentian dan besarnya balas jasa.
2)
Untuk mengukur sejauh mana seorang
karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya.
3)
Sebagai dasar untuk mengevaluasi
efektivitas seluruh kegiatan dalam perusahaan.
4)
Sebagai dasar untuk mengevaluasi
program pelatihan dan efektivitas jadwal kerja, metode kerja, struktur
organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja dan pengawasan.
5)
Sebagai indikator untuk menentukan
kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang berada di dalam organisasi.
6)
Sebagai alat untuk meningkatkan
motivasi kerja karyawan sehingga dicapai kinerja yang baik.
7)
Sebagai alat untuk mendorong para
atasan untuk mengadakan observasi perilaku bawahan supaya diketahui minat dan
kebutuhan bawahannya.
8)
Sebagai alat untuk dapat melihat
kekurangan atau kelemahan dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya.
9)
Sebagai alat untuk memperbaiki
atau mengembangkan kecakapan karyawan.
10) Sebagai dasar untuk memperbaiki atau mengembangkan uraian tugas.
2. Penelitian
Terdahulu
a.
Putri Rahmayanti (2008) dengan judul Pengaruh
Rotasi Kerja Kerja dan Komitmen Terhadap Kinerja karyawan. Melakukan
penelitian terhadap perusahaan Damatex
Weaving I Salatiga. Dimana Rotasi kerja dan komitmen sebagai variabel independen dan kinerja individual sebagai variabel
dependennya. Alat analisisnya menggunakan regresi linier berganda dan hasil
penelitiannya yaitu rotasi kerja dan komitmen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan individu. Adapun nilai t hitungnya adalah X1 =
4,341 > 1,987 dan X2 = 3,525 > 1,987 serta F 23,6 > 1,39.
b.
Penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Agus Wicaksono, 2009 dengan judul “Pengaruh Pengembangan karir dan pelatihan terhadap Kinerja
Karyawan pada PDAM Kota Salatiga. Adapun hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh pengembangan
karir dan pelatihan terhadap Kinerja Karyawan pada PDAM Kota Salatiga. baik secara parsial
dan simultan. Hal ini dibuktikan dengan adanya t hitung lebih besar dari t
tabel, yaitu pengembangan karir 2,776 > 1,986 dan pelatihan 3,141 > 1,986 dan F hitung lebih besar dari F tabel, yaitu 12,325
>1,41.
c. Kerangka
Pemikiran
Kinerja merupakan
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Dapat pula diartikan sebagai
perbandingan hasil kerja karyawan dengan standar yang ditetapkan oleh suatu
perusahaan.
Dalam hal ini kinerja karyawan
sebagai variabel terikat (Y) dan pelatihan sebagai variabel bebas (X1) dan rotasi
kerja sebagai (X2) serta promosi
jabatan sebagai variabel bebas (X3). Berikut menunjukkan
pengaruh antara tiga variabel independen atau bebas (X1) (X2) (X3) dan satu
variabel dependen atau terikat (Y).
0 Response to "CARA MEMBUAT PROPOSAL PENGARUH PELATIHAN, ROTASI KERJA DAN PROMOSI "
Post a Comment
Silahkan berkomentar yang relevan dan jangan melakukan SPAM atau meninggalkan link hidup demi kebaikan dan terjamin keindahan dalam persahabatan.